Rabu, 11 April 2018

Tokoh-tokoh Gereja atau Para Apologet Awal

Tokoh-tokoh Gereja atau Para Apologet Awal

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah  ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini telah kami susun untuk menyampaikan informasi agar pembaca bisa mengerti dan memahami maksud dari tulisan kami. Makalah ini memuat tentang “Tokoh-tokoh Gereja atau Para Apologet Awal” .
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat memiliki kelemahan-kelemahan, namun kami berusaha membahas “Tokoh-tokoh Gereja atau Para Apologet Awal”  menurut pemahaman dan literature yang kami dapatkan. Oleh karena itu atas kelemahan-kelemahan yang ada pada makalah ini kami harapkan kita semua turut memaklumi dan melengkapi isi dari pada makalah ini.

BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang
Apologetika adalah cabang ilmu teologia yang mempelajari pembelaan dan pembuktian kebenaran Kristen dengan tujuan mendewasakan umat dan memberitakan Injil. Apologetika juga merupakan ilmu yang mengajarkan orang Kristen bagaimana memberi pertanggung-jawaban tentang iman dan pengharapan yang diyakini. Maka tidak mengherankan bahwa teolog-teolog pertama gereja Kristen disebut para Apologet, sebab karangan-karangan mereka semata-mata bersifat Apologetik. Para Apologet  mula-mula hidup dengan para bapak gereja Rasuli, tetapi mereka sulit disebut sebagai teolog secara teknis. Mereka tetap menulis di dalam usaha untuk  meyakinkan kekristenan.

Tujuan Penulisan
Agar kita dapat memahami dan mengerti :
Apa itu Apologet
Tokoh-tokoh Apologet Awal


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.   Pengertian Apologet
Apologet adalah sebutan yang dikenakan kepada para penulis Kristen sekitar tahun 120-220 yang berusaha menulis tentang iman Kristen sebagai penjelasan atas tuduhan-tuduhan yang tidak benar terhadap orang Kristen. Para apologet yang terkenal adalah Aristides, Yustinus Martir, Tatianus, Athenagoras, Theophilus dan Tertullianus. Munculnya para apologet ini berhubungan erat dengan perkembangan agama Kristen di kalangan para cendikiawan. Di samping itu, timbul pula permusuhan dari pihak pemerintah Roma terhadap Gereja akibat pemahaman yang keliru tentang kekristenan. Orang-orang Kristen dituduh sebagai golongan subversive, ateis, kanibal, dan amoral serta ajaran agama Kristen dicap tidak masuk akal. Para apologet menulis karangan untuk membela kebenaran iman.
Orang-orang apologet di hadapan mahkamah, orang Kristen yang terdakwa itu tidak diberi kesempatan untuk membela agamanya dengan uraian yang jelas. Sebab itu Gereja harus menempuh jalan yang lain untuk mempertahankan diri terhadap kebencian, umpat dan penghinaan oleh kaum kafir itu. Pada bagian pertama abad ke 2 beberapa orang Kristen yang terpelajar mengarang surat-surat pembelaan atau apologia. Para penulis itu sendiri dinamai apologet. Maka kitab-kitab apologia itu biasanya menguraikan tiga pokok. Pertama segalah fitnah dan tuduhan dibantah. Orang Kristen tidak menimbulkan bahaya bagi Negara; mereka berdoa untuk kaisar; segala umpat itu bohong semata-mata dan hidup mereka sopan tidak bercela. Akhirnya orang-orang apologet menyerang agama kafir dengan menunjuk kepada kebodohan politheisme dan percabulan yang berangkutan dengannya, yang tak lain dari tipu muslihat setan-setan saja. Filsuf-filsuf Yunani juga belum bebas dari kepercayaan takhyul itu, dan segala pikiran mereka yang lebih indah dipungut dari surat-surat Musa.
Maksud yang hendak dituju para apologet itu tidak tercapai, oleh karena seteru-seteru agama Kristen tidak memperhatikannya. Tetapi walaupun demikian, apologia itu sangat berfaedah juga, karena orang-orang percaya asyik  mempelajarinya serta mempergunakan uraiannya dan pembuktiannya selaku senjata dalam menangkis segala musuhnya, dan untuk membela diri, apabila disalahkan. Dan hasil yang lebih penting lagi ialah bahwa orang apologetlah yang menjadi ahli theologia Gereja yang pertama itu sesudah rasul  Paulus dan Yohanes.

2.2.   Tokoh-tokoh Apologet

Aristides
Aristides adalah seorang filsuf dan apologet Kristen angkatan pertama, sama dengan Quadrastus. Ia berasal dari Athena dan mengajarkan filsafat-nya di sana. Pada mulanya tampaknya Aristides bukanlah seorang Kristen, namun kemudian ia bertobat menjadi Kristen. Ia sangat risau dengan tuduhan-tuduhan  dari orang yang bukan Kristen bahwa orang Kristen adalah ateis, berbuat cabul, criminal dan subversive. Padahal semuanya itu hanyalah fitnah belaka. Oleh karena itu, ia membela kebenaran kekristenan dengan mempersembahkan tulisan pembelaanya kepada Kaisar Hadrianus (117-138) dan juga mungkin kepada Kaisar Antonius Pius (138-161). Apakah tulisannya itu tiba di tangan kedua Kaisar itu dan dibaca tidak diketahui lagi. Dengan demikian Aristides hidup pada abad kedua. Tulisannya yang utuh sekarang tidak ada lagi kecuali fragmennya saja. Fragmen ini di terbitkan pada tahun 1878.
Aristides menulis buku yang berjudul Apologia (pembelaan) yang menjelaskan tentang kepercayaan Kristen. Ia menjelaskan tentang Allah yang disembah oleh orang Kristen. Aristides mengatakan bahwa Allah orang Kristen adalah kekal yang tak dapat dilukiskan. Allah itu adalah “ada yang maha tinggi” (a supreme being) yang menggerakkan segala sesuatu tetapi Ia sendiri tidak bergerak dan tidak kelihatan. Allah itu tidak dapat binasa, tidak berubah, tidak mempunyai bentuk, tidak terbatas dan tidak mempunyai seks. Allah mengisi segala yang kelihatan dan tidak kelihatan. Allah itulah yang menjadikan dan memelihara segala sesuatu begi kepentingan manusia. Alam ini teratur dan harmonis karena diciptakan oleh Allah sendiri. Orang Kristen hanya menyembah dan memuliakan Allah itu, bukan para ilah atau dewa. Tampaklah bahwa Aristides dipengaruhi oleh filsafat Yunani, khususnya filsafat Aristoteles tentang gerak.
Kristus adalah anak Allah yang mahatinggi yang turun dari sorga sebagai Roh Kudus. Ia menerima daging dari Anak Dara Maria dan menyatakan diri-Nya sendiri dalam tabiat manusia sebagai Anak Allah. Karena kasih-Nya, Kristus membawa berita sukacita dan Kristus akan memperoleh kemenangan. Kristus memilih 12 orang rasul yang akan mengajar di seluruh dunia dan memberikan cahaya kebenaran kepada dunia. Kristus disalibkan dan dipakukan di kayu salib oleh orang-orang Yahudi, namun Ia bangkit dari antara orang mati dan naik ke sorga. Pemberitaan para rasul yang membuahkan adanya orang Kristen sekarang ini. Tidak diketahui kapan Aristides meninggal.

Yustinus Martir
Yustinus Martir adalah seorang apologet Kristen yang termuka dalam gereja abad ke-2. Dilahirkan di Flavia Neapolis (Nablus) atau Sikhem (nama pada Zaman kuna) di Samaria, pada tahun 95. Ayahnya adalah seorang kafir. Yustinus adalah seorang pencari kebenaran yang sejati. Ia telah mencarinya di dalam filsafat Pythagoras, Aristoteles, Plato, Filsafat Stoa, Neo-Platonisme namun filsafat-filsafat itu tidak menyuguhkan kepadanya suatu kebenaran yang sejati. Kemudian Yustinus bertemu dengan seorang tua yang bertapa di padang yang sunyi di Palestina. Orang tua mengajarkan kepadanya tentang Kitab Suci, tentang Para Nabi dalam Perjanjian Lama. Yustinus menemukan bahwa sekarang ia menemukan kebenaran yang sejati di dalam agama Kristen. Oleh karena itu ia bertobat menjadi Kristen pada tahun 130. Ajarannya mengenai Logos dikatakan bahwa Logos dapat dibedakan menjadi dua, yaitu Logos dalam Allah dan Logos yang ke luar dari Allah. Yustinus melukiskan proses kelahiran Logos tanpa pemisahan dan pengurangan terhadap hakekat Allah. Logos adalah Putra Allah yang tunggal. Logos dilahirkan sebelum penciptaan dan keluar dari kehendak bebas Allah. Logos itu sudah ada di antara manusia sebagai benih-benih kebenaran (Logos Spermatikos). Itulah sebabnya orang kafir membedakan yang benar dan yang jahat. Orang kafir juga berada di bawah pengaruh Kristus sebelum Kristus berinkarnasi. Yustinus berpendapat bahwa Socrates, Plato, Zeno dan beberapa penyair Rohani serta sejahrawan Yunani adalah murid-murid Logos. Mereka tidak menyadari bahwa mereka adalah murid Logos. Mereka adalah orang-orang Kristen sebelum Kristus. Yustinus mati sebagai marthir pada masa pemerintahan Marcus Aurelius.

Tatianus 
Tatianus adalah seorang Siria. Kapan dan di mana ia lahir tidak dapat ditentukan dengan pasti. Kemungkinan ia lahir pada tahun 110 atau tahun 120. Tatianus belajar sejarah, mitologi, sastra, retorika, dan filsafat. Tatianus adalah seorang yang berusaha untuk mencari kebenaran. Ia mempelajari filsafat Yunani dan agama-agama lainnya, namun ia tidak mempunyai kekuasan batin. Pada akhirnya, ia menemukannya dalam kekristenan. Ia memperoleh kedamaian setelah membaca Alkitab. Tatianus tertarik karena Alikitab menekankan kesucian hidup. Kemungkinan Tatianus bertobat menjadi seorang Kristen di Roma, ketika ia berkenalan dengan Yustinus Martir di sana. Dengan demikian ia menjadi Kristen karena belajar pada Yustinus Martir. Sesudah kematian Yustinus Martir, Tatianus terpengaruh oleh aliran Gnostik dan mendirikan sektenya sendiri yang disebut Enkratit, ia kemudian tinggal di Anthiokia dan mengajar di sana. Ia memperoleh banyak pengikut. Enkratit mungkin didirikan oada tahun 166 dan Tatianus meninggal beberapa tahun sesudahnya. Tatianus menulis banyak karangan yang sebagian besar telah hilang. Terdapat dua tulisannya yang terpenting, yaitu Wejangan Kepada Orang Yunani dan Diatessaron. Tatianus kemungkinan meninggal sekitar tahun 172.

Athenagoras
Athenagoras berasal dari Athena. Ia seorang filsuf Yunani yang kemudian bertobat menjadi Kristen. Ia merupakan salah seorang apologet Kristen yang terkemuka pada zamannya. Informasi menyatakan bahwa ia adalah pemimpin pertama sekolah kateketik di Aleksandria pada masa pemerintahan Hadrianus. Clemen dari Aleksandria merupakan muridnya, namun informasi ini sulit dipercaya kebenarannya. Athenagoras berpendapat bahwa orang Kristen bukanlah golongan ateis. Orang Kristen mempunyai Allah dan menyembah Allah. Allah itu adalah mahatinggi. Allah tidak berawal, kekal dan tidak kelihatan. Tuhan-lah yang menciptakan dan memelihara alam semesta dengan firman-Nya. Athenagoras menyamakan firman Allah dengan Anak Allah. Ia mengatakan bahwa Allah Anak tidak sama dengan manusia. Allah Anak adalah firman Bapa. Anak dan Bapa merupakan kesatuan oleh kuasa dan Roh.

Theophilus
Theophilus dari Antiokhia Ia adalah seorang apologet. Ia bertobat menjadi Kristen setelah mempelajari Kitab Suci. Kemungkinan ia dilahirkan pada tahun 115. Mengenai kehidupan pribadinya sangat sedikit diketahui. Kemudian ia menjadi uskup di Antiokhia. Menurut Eusebius, Theophilus merupakan uskup yang keenam di Antiokhia. Ia menjadi uskup Antiokhia pada tahun 168. Theophilus sangat membenci aliran dan pengajaran sesat. Ia menulis traktat-traktat untuk melawan mereka dan mengajak mereka meninggalkan kesesatannya. Theophilus meninggal sekitar tahun 185. 

Tertullianus
Tertullianus Nama lengkapnya adalah Quintus Septimius Florens Tertullianus. Ia adalah Bapa Teologi Latin yang menulis banyak karya dalam bahasa-bahasa Latin. Tertullianus adalah pembela iman Katolik ortodoks yang gigih, namun pada tahun-tahun akhir hidupnya ia meninggalkan gereja yang am dan menjadi anggota serta pemimpin aliran Montanisme di Kartago, Afrika Utara. Ia dilahirkan kira-kira pada tahun 150 di Kartago. Tertullianus dibesarkan di dalam kekafiran. Pertobatannya menjadi Kristen terjadi kira-kira sebelum tahun 197. Allah menurut Tertullianus adalah pencipta segala sesuatu termasuk materi. Penciptaan itu dari yang tidak ada dan diciptakan menurut kehendak Allah sendiri. Tertullianus menolak pernikahan yang kedua. Pernikahan yang kedua hanyalah diperbuat oleh orang bukan Kristen karena pernikahan yang kedua dianggap poligami. Dalam banyak hal, ajaran Tertullianisme tetap mempertahankan ajaran ortodoks. Akibatnya walaupun ia pengikut Montanisme tetapi ia tidak pernah dikutuk. Ia meninggal pada tahun 220.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jadi tokoh-tokoh dari para Apologet awal adalah orang-orang yang menolak tuduhan-tudahan yang disematkan untuk orang Kristen. Orang-orang Kristen dituduh sebagai golongan subversive, ateis, kanibal, dan amoral serta ajaran agama Kristen dicap tidak masuk akal dan Mereka menolak semua yang difitnahkan bagi orang Kristen. Para apologet menulis karangan untuk membela kebenaran iman. apologetlah yang menjadi ahli theologia Gereja yang pertama itu sesudah rasul  Paulus dan Yohanes






DAFTAR PUSTAKA


Berkhof. H * Enklaar. I. H., Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985
Wellem. F. D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2009
Wellem. F. D., Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009